Sun Yat Sen pemimpin revolusi Tiongkok berhasil menumbangkan dinasti Qing dan merubah Tiongkok daratan menjadi Republik Tiongkok pada tahun 1911 dan setahun kemudian Sun Yat Sen menjadi Presiden Republik Tiongkok.
Di Nederland Indie, Wijkenstelsel diberlakukan untuk menciptakan pemukiman etis Tionghoa dan membatasi ruang gerak warga Tionghoa setelah beakhirnya pembantaian Tionghoa tahun 1740 di Batavia. Dan pada tahun 1816 ternyata pemerintahan Nederland Indie (Hindia Belanda) memberlakukan Passenstelsel yang mengharuskan warga Tionghoa selalu membawa kartu Pass Jalan jika mengadakan perjalanan ke luar daerah.
Sangsi bagi pelanggaran terhadap ketentuan Kartu Pass Jalan adalah hukuman dan denda sebesar 10 gulden. Peraturan ini sangat merepotkan oarang-orag Tionghoa untuk mengembangkan usaha terutama usaha perdagangan.
Sejak berdirinya Republik Tiongkok rupanya berpengaruh besar terhadap organisasi-organisasi Tionghoa yang awalnya hanya bergerak di bidang Sosial Budaya kemudian mulai beralih ke ranah Politik. Kemudian pemerintah Nederland Indie (Hindia Belanda) menggunakan cara pendekatan orang-orang Tionghoa terhadap warga pribumi (Bumiputra).
OPSIR TIONGHOA DI BANJOEMAS
Pemerintah Nederland Indie (Hindia
Belanda) mengangkat beberapa Kapitein der Chinesen (Opsir Tionghoa) yang setia pada pemerintah Nederland Indie (Hindia
Belanda) untuk menjebatani pemerintah dengan komunitas
Tionghoa. Kapitein der Chinesen untuk kota besar adalah Mayor dan untuk
kota dengan komunitas Tionghoa lebih kecil disebut Letnan, dan mereka
rata rata di angkat dari golongan Elite Tionghoa atau beberapa bahkan
diangkat karena jasanya terhadap pemerintah dan masyarakat. Awal mulanya
jabatan opsir Tionghoa dipilih oleh pemerintah, namun kemudian jabatan
ini terlihat seakan-akan bisa di wariskan kepada keturunannya, karena beberapa kasus, jabatan itu di pangku oleh keturunannya.
Pada
awalnya tugas Opsir Tionghoa adalah menjelaskan peraturan dan
perundang-undangan kepada komunitas Tionghoa di wilayahnya namun di
kemudian hari mereka diberi tugas tambahan sebagai penarik pajak untuk
komunitasnya. Sebagai imbalannya Opsir Tionghoa tidak mendapat gaji
dari pemerintah akan tetapi mereka mendapat keleluasaan dalam memonopoli
beberapa komoditas dan produksi seperti garam, timah, dan pembuatan
mata uang perak.
Pada tahun 1934 - 1935 pejabat opsir Tionghoa di karsidenan Banyumas diberhentikan dengan hormat karena jabatan ini di hapuskan oleh pemerintah Hindia Belanda.
Pada tahun 1934 - 1935 pejabat opsir Tionghoa di karsidenan Banyumas diberhentikan dengan hormat karena jabatan ini di hapuskan oleh pemerintah Hindia Belanda.
Poerbolinggo
1. Thio Soen Djian
Dilahirkan di Purbalingga pada 7 Februari 1878, Lulusan sekolah Hokkian, dan ayahnya bernama Thio Theng Tjien. Menjabat kapten Tonghoa pertama di poerbolinggo sejak tahun 1924 hingga 1926. Dewan pendiri THHK Poerbolinggo dan Lian Hap Hwee.
2. Gan Thian Koeij(y)
Kapten Tionghoa kedua di Purbalingga, terlahir di Purbalingga pada 10 Oktober 1872. Pernah sekolah Jawa dan Hokkian. Umur 18 tahun memulai berdagang peralatan dan kebutuhan Batik dengan nama Toko Gan, namun kemudian merambah ke bahan tekstil, peralatan pertukangan dan bahan makanan. Pada tanggal 1 Januari 1914 toko berubah menjadi N.V. H. MY. Hiap Hoo. Menjadi kapten Tionghoa Purbalingga (Poerbolinggo) sejak tahun 1927 hingga tahun 1936 masih menjabat. Dewan pendiri THHK Purbalingga Poerbolinggo, Anggota ke 850 THHK Batavia (Jakarta). dan tercatat penggerak ke tiga di Jawa untuk membuang Taotjang (Kucir rambut gaya Tiongkok).
Semenjak tahun 1910 pemerintah Nederland Indie (Hindia Belanda) membuka sekolah Belanda untuk warga Tionghoa (Hollands Chinese School) namun prioritas utama hanya di buka di kota kota besar, dan Gan Thian Koey berinisiatif untuk membuat sekolah berbahasa Inggris bernama Gan English School yang bekerjasama dengan Methodist Mission yang berada di Bogor (Buitenzorg) untuk mendatangkan guru berkualitas. Maka hadirlah Mr Leroy Akerson di Purbalingga untuk mengajar bahasa Inggris untuk Gan English School.
Semenjak tahun 1910 pemerintah Nederland Indie (Hindia Belanda) membuka sekolah Belanda untuk warga Tionghoa (Hollands Chinese School) namun prioritas utama hanya di buka di kota kota besar, dan Gan Thian Koey berinisiatif untuk membuat sekolah berbahasa Inggris bernama Gan English School yang bekerjasama dengan Methodist Mission yang berada di Bogor (Buitenzorg) untuk mendatangkan guru berkualitas. Maka hadirlah Mr Leroy Akerson di Purbalingga untuk mengajar bahasa Inggris untuk Gan English School.
Banjoemas
1. Tjoeng A Hwee
Kapten (titulair) Tionghoa pertama di Banjoemas
2. Tjhie Bing Tjiauw
Letnan Tionghoa kedua di Banjoemas
Soekaradja
1. Kho Joe Seng
Kapten (titulair) Tionghoa pertama di Soekaradja, beliau adalah putra pertama dari Kho Tjeng Pek.
Kapten (titulair) Tionghoa pertama di Soekaradja, beliau adalah putra pertama dari Kho Tjeng Pek.
2. Kho Han Tiong
1923 - 1932
Letnan Tionghoa kedua di Sokaraja, beliau adalah putra kedua dari Kho Joe Seng dan merupakan Direktur dari N.V. Ko Lie
Letnan Tionghoa kedua di Sokaraja, beliau adalah putra kedua dari Kho Joe Seng dan merupakan Direktur dari N.V. Ko Lie
Poerwokerto
1. The Tjoen Ho
Kemungkinan adalah kapten Tionghoa pertama di Poerwokerto
1. The Tjoen Ho
Kemungkinan adalah kapten Tionghoa pertama di Poerwokerto
2. Tan Tjeng Gan
Kapten Tionghoa kedua di Poerwokerto
Tjilatjap
1. Phoa Kiem
? - 1876
Kapten Tionghoa pertama di Tjilatjap
Kapten Tionghoa pertama di Tjilatjap
2. Phoa Tjin Thay
1876 - 1913
Kapten Tionghoa kedua di Tjilatjap
Kapten Tionghoa kedua di Tjilatjap
3. Phoa Ik Tjin
1913 - 1923
Kapten Tionghoa ketiga di Tjilatjap
4. So Tiaow Kiem
1923 - 1935
Kapten Tionghoa keempat di Tjilatjap
Batur Bandjarnegara
1. Tan Teng Tjiau
1913 - 1935
TIONG HWA HWEE KOAN DI BANJOEMAS
中华会馆 Zhong Hua Hui Guan atau Rumah Perkumpulan Tionghoa adalah organisasi orang-orang Tionghoa di Batavia pada masa pemerintahan Hindia Belanda, yang didirikan pertama kali pada 17 Maret 1900 dan di resmikan pada 3 Juni 1900.Kegiatan utama THHK adalah melestarikan budaya Tionghoa dan Bahasanya melalui sekolah-sekolah Tionghoa dan penyebarluasan agama Kong hu Cu.
THHK Poerbolinggo
Di karsidenan Banyumas sendiri THHK dirintis pertama kali di kota Poerbolinggo (Purbalingga) oleh Sim Tjing Hien (Poerbolinggo. 17 Oktober 1864 - 30 September 1933) dan Gan Thian Koey (Poerbolinggo, 10 Oktober 1872). THHK Poerbolinggo berdiri pada 22 Desember 1905 atas permintaan 48 penduduk Tionghoa.
THHK Banjoemas berdiri pada 1907, Pelindung J. J. Meyer (Asisten Residen Banyumas) Presiden: Luitenant Tjiong A Hwe, Vice Presiden: Liem Tiang Swi, Komisaris: Siem Boen Bi, Go Boen Tjiang. Sia Joe Djin, Tan Giok Tjay (Thay), Ong Kek Tjiong, Ting Tat Swa, Be Pek Hok dan Ong Tjeng In, Adviser: Tjia Kwat Tjoen, Sekertaris Pertama: Siauw Sin Bi, Sekertaris Kedua Lauw Hay Goen. Kasir Pertama: Tji Tek Hong, Kasir Kedua: Ong Tieng Jang, dan Ceremonie meester: Siauw Ma Jan
THHK Soekaradja
THHK Soekaradja berdiri pada 23 Maret 1907 atas permintaan 32 penduduk Tionghoa dan di setujui pada 2 April 1907. Pelindung adalah Luitenant titulair Kho Yoe Seng, President: Kho Yoe Keng, vice-President: Go Boe Fa, commissaris: The Thiam Hok, Lauw Kok Lerng, Lie Eng Hin. The Tong, Kho Han Tjwan dan Oey Sam Yang. Tan Hay Siang, Advi seur. secretaris pertama: Kho Han Tiong, sekertaris kedua: Kho Tjien Hiem. kasir pertama: Liem Tjoe Kauw Kassier kedua: Kho Han Lie, dan Ceremontemeester: Thio Khay Ka.
THHK Tjilatjap
THHK Tjilatjap
THHK Tjilatjap
THHK Tjilatjap berdiri pada 29 Juni 1907 permintaan 34 penduduk Tionghoa dan berdiri sendiri pada tanggal 1 Maret 1915. Pelindung Letnan Phoa Tjin Thay (+Tjeng Toeloes Nio), Presiden: Auw Khe Joe, Vice Presiden: Phoa Ik Tjin (Tjay), 1ste Sekertaris: Tjwa Kian Bie, 2de Sekertaris: Tan Sioe Hok, 1ste Kasir: Tan Hway Tho, 2de Kasir: Kho Tjin Kiat, Adviser: Lie wie wan. Komisaris: Phoa Ik Kwan, Tjwa Kian Hoe, Kwee Tiong Hay, Kwee Hoey Tioen, So Ik Tjia. Phoa Ing Khoen, The Po Bie, Liem Djin Tik, Oey A Teng dan Kho Tim Seng, Ceremonie meester: Phoa Tim Tik, Penagih: Phoa Tiong Tjay
THHK Poerwokerto berdiri pada 21 Agustus 1907 dan berdiri sendiri pada tahun 1930
Pelindung: The Tjoen Ho, Presiden: Tan Hay Siang, Vice Presiden: Oey Soe Ka, 1ste Sekertaris: Tan Hay Siek, 2de Sekertaris: Kwe Koat Tjin, 1ste Kasir: Thio Tjoam Seng, 2de Kasir: Oey Tjoe Gie, Adviser: Oey Tik Sing. Komisaris: The Tiam Hok, Oey Joe Wan, Thio Keng Siang, Lie Eng Soey, Tan Tjeng Gan, Go Yoe Tjay, Thio Tjoam Seng, Sie Tjin beng, Kho Ho Tjwan dan Siauw Sin Tik, Ceremonie meester: Nie In Taoo.
THHK Boekatedja Poerbolinggo berdiri pada 22 Juni 1917 dan membubarkan diri pada tahun 1930
Presiden: Siem Liang Soey, vice-President: Liem Tiang Tjay, 1ste Secretaris: Shen Liang Ngan, 2de Secretaris; Oey Tjin An, Kassier: The Teng Hien, Adviseur: Tan Liang Ho dan Oey Tiang Beng, Commissaris, Tjhi Hoay Hok, Tan Eng Long, The Tioen Seng, Kho Ke Lian, dan Oey Tjin Sim, Ceremoniemaester: The Tiang Hoey,
http://id.wikipedia.org/wiki/Tionghoa-Indonesia
http://id.wikipedia.org/wiki/Wijkenstelsel
http://id.wikipedia.org/wiki/Passenstelsel
http://id.wikipedia.org/wiki/Sun_Yat-sen
http://iceteahistoria.blogspot.com/2012/11/peranan-kaum-tionghoa-dalam-perdagangan.html
Riwajat 40 Taon THHK Batavia - Nio Joe Lan 1940
http://www.geni.com/people/Phoa-Ik-Tjin
silsilah Tjoe Ek Tjoan Adipala
Orang - Orang Tionghoa di Java 1935 Tan Hong Boen Solo
Orang - Orang Tionghoa di Java 1936 Tan Hong Boen Tegal
Buku peringatan 50 tahun (1903-1953) perkumpulan Tiong Hoa Hwee Koan (THHK) Purbolinggo
Terimakasih kepada
- Ci Lena Budiono (Keluarga Thio Purbalingga)
- Ko Yongki (Keluarga Tan Purwokerto)
- Ko Bambang antikpraveda.blogspot.com
- Ko Kho Boen Goan (Sokaraja)
- Mas Alvian purwokertoantik.com
- Pak Steve Haryono Belanda
- Ibnu Fauzan Mahasiswa Sejarah UGM
- Mr. Rob Kho
- Mas Iluk (Sokaraja)
dan lainnya yang tidak bisa di sebut satu-satu.
Riwajat 40 Taon THHK Batavia - Nio Joe Lan 1940
http://www.geni.com/people/Phoa-Ik-Tjin
silsilah Tjoe Ek Tjoan Adipala
Orang - Orang Tionghoa di Java 1935 Tan Hong Boen Solo
Orang - Orang Tionghoa di Java 1936 Tan Hong Boen Tegal
Buku peringatan 50 tahun (1903-1953) perkumpulan Tiong Hoa Hwee Koan (THHK) Purbolinggo
Terimakasih kepada
- Ci Lena Budiono (Keluarga Thio Purbalingga)
- Ko Yongki (Keluarga Tan Purwokerto)
- Ko Bambang antikpraveda.blogspot.com
- Ko Kho Boen Goan (Sokaraja)
- Mas Alvian purwokertoantik.com
- Pak Steve Haryono Belanda
- Ibnu Fauzan Mahasiswa Sejarah UGM
- Mr. Rob Kho
- Mas Iluk (Sokaraja)
dan lainnya yang tidak bisa di sebut satu-satu.
1 komentar:
Awesome article.
Posting Komentar
Silahkan isi komentar anda !
Jangan lupa tinggalkan Nama dan alamat emailnya