Poster Jelajah Kota Banjoemas
Ramah tamah mengawali kegiatan Jelajah Banjoemas
Pagi yang cerah di kota Banyumas, Pukul 7 satu-persatu peserta datang untuk registrasi ulang, ada yang berkumpul di Alun-alun ada juga yang langsung ke Pendopo duplikat Sipanji. Sejumlah 25 peserta dari berbagai kota hadir dalam acara ini. Ada yang dari Jakarta, Pekalongan, Semarang, Jogja, Kebumen, Cilacap dan Banyumas sendiri.
Tepat jam 8 pagi Acara dimulai dengan perkenalan, ramah tamah dan pengenalan tempat (Duplikat Sipanji). Kemudian dilanjutkan melihat seputar bangunan bekas kediaman dan kantor kabupaten Banyumas.
Peta karsidenan Banjoemas
Peserta mendengarkan paparan sejarah Banyumas
Jatmiko Memandu Jelajah Kota Banjoemas
Peserta di lokasi sumur Mas
Pukul 08.30
Kunjungan bergeser ke Masjid pusaka Nur Sulaiman yang konon merupakan bangunan peninggalan bupati ... dimana bangunan didirikan oleh orang-orang Muslim dari Gumelem. Bangunan ini adalah satu-satunya cagar budaya dibawah kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Corak langgam Masjid ini bergaya seperti masjid Kraton kauman Yogyakarta. Selain Masjid di dalam Masjid juga masih terdapat Migrab dan Mimbar kuno.
Karena Masjid sedang di pake buat Pengajian maka peserta hanya bisa menjelajahi Masjid dari luar saja.
Peserta berjalan ke Masjid Nur Sulaiman
Peserta mengmati dan berdiskusi mengenai prasasti di kompleks masjid.
Pukul 08.45
Kunjungan selanjutnya adalah halaman Pendopo Kepatihan, disana peserta hanya mengambil foto. Dan kemudian peserta melanjutkan perjalanan ke Pecinan/kompeks industri Batik Kuno, dimana bekas-bekas bangunan pabrik masih bisa di saksikan.
Peserta keluar dari kompleks pendopo kepatihan
Di tengah tengah perjalanan peserta beristirahat sejenak di depan Klenteng Banyumas yang sedang di bangun ulang karena kebakaran beberapa tahun silam, yang melantakkan bangunan utama yang di bangun pada tahun 1950han.
09.30
Peserta Masuk ke Perusahaan Batik Hadi Priyatno, perusahaan batik satu satunya yang tertinggal di kota Banyumas. Disini peserta di pandu langsung oleh pak Slamet sebagai pemilik perusahaan sekarang. Beliau bercerita kaitan antara Sejarah Banyumas dan Batik Banyumas dan juga beberapa sejarah Banyumas yang lain. Setelah itu peserta diajak ke dalam untuk melihat proses produksi Batik. Sangat lengkap dan memuaskan, karena setelah itu semua peserta mendapatkan sedikit cenderamata.
Peserta mendengarkan paparan sejarah Batik oleh pak Slamet
Peserta mendengarkan paparan proses Batik oleh pak Slamet
Peserta asik mendokumentasikan proses Batik tulis
10.30
Kunjungan bergeser ke Ndalem Kepangeranan, disana rombongan sudah di tunggu oleh Bu Yetti dan keluarganya. Kami di sambut dengan ramah di teras ndalem. Bu Yetti sangat bersemangat untuk menjelaskan sejarah keluarganya yang berhubungan dengan sejarah luas kabupaten Banyumas.
Bu Yetti menerangkan foto-foto peninggalan leluhurnya.
Peserta serius mendengarkan paparan bu Yetti
Peserta dan panitia berfoto bersama bu Yetti dan keluarganya
12.00
Peserta diajak melihat kekokohan gedung bekas Bank Affdeling, yang selama ini di pake sebagai gedung sekolah SMKI oleh dinas Pendidikan, yang sudah di kosongkan beberapa bulan silam dan sekarang gedung ini menjadi asset dinas Kesehatan.
Peserta mengamati brankas di dalam gedung bekas Affdeling Bank
12.30
Peserta istirahat untuk makan soto legendaris "Soto Sangka" yang sudah ada sejak tahun 1926. Soto ini sudah diwariskan hingga 3 generasi.
Istirahat siang sambil menikmati soto Sangka (Sejak 1926)
13.00
Rombongan sampai di SMK 1 (Bekas Karsidenan dan Landraad), ada dua bangunan lama disana yaitu bekas bangunan umah Resien dan bangunan Landraad. Bangunan ini cukup membuat peserta terhenyak karena hampir tidak ada penampakan bangunan tua disini. Apalagi ketika pemimpin rombonan memberikan perbandingan foto gedung masa lalunya.
Peserta berfoto di depan pintu utama gedung Karsidenan
13.30
Rombongan sampai di obyek Jelajah yang terahir yaitu bagian dari gedung karsidenan Banjoemas yang di pakai oleh Pondok Pesantren. Gedung yang di maksud adalah gedung bekas Kantor Karsidenan dengan prasasti batas banjir Banyumas tahun 1963.
14.10
Peserta kembali ke Pendopo Duplikat Sipanji , dan selanjutnya diakhiri dengan dibukanya sesi buka mata buka hati untuk menerima saran, kritik dan kesimpulan. Dan membagi oleh2 mino Banyumas dan sauvenir ala batik Hadi Priyatno.
Peserta berbagi cerita, kritik dan saran atas dilaksanakannya Jelajah
Peserta memilih kenang-kenangan dan oleh-oleh khas Banyumas
Terimakasih untuk para peserta, forum Purwokerto Bersatu Rongewupatbelas, Camat Banyumas, pak Slamet Hadi Priyatno, Bu Yetti Gandasubrata dan keluarga, Kepala Sekolah SMK 3 Banyumas, Kepala Sekolah SMK 1 Banyumas, Pengurus Ponpes Miftahussalam, Pusat oleh-oleh Bawor dan segenap panitia Jelajah Kota Banyumas.
4 komentar:
Banyumas History Heritage Community, Joss...! :)
Kota tempat kelahiran saya...
Keren...joss... (y)
Keren...joss... (y)
Posting Komentar
Silahkan isi komentar anda !
Jangan lupa tinggalkan Nama dan alamat emailnya