Hari ini Sabtu 4 Juni 2011 sesuai yang sudah di jadwalkan sebelumnya melalui Facebook banjoemas.com. Penelusuran ini adalah yang pertama kali di lakukan bersama dengan follower blog banjoemas.com, Railfans dan pecinta fotografi Lensa Manual reg. Banyumas (LM).
Peta Google Earth Pasirmuncng Wetan
Lokasi persimpangan yang di buat setelah SS (Staats Spoorwegen) pada tahun 1915
Jalur telepon pun kelihatannya mengikuti jalur SDS
Jalur telepon pun kelihatannya mengikuti jalur SDS
Perjalanan dimulai pada 08.15 setelah terkumpul 6 orang (Saya, Arif, Rizky, Hilmy dan Dodo, Wisnu (LM). Lokasi pertama dari percabangan SS dan SDS di Pasirmuncang Timur, menurut Amstari yang tinggal di samping rel letaknya berada di 150 m ketimur dari Perlintasan kereta dari Stasiun Purwokerto Timur ke Stasiun Besar Purwokerto. Rel sepertinya berada di antara gang Konvoi Barat dan gang selatannya, ini jika ditarik garis lurus dari persimpangan rel ke Gang Margabakti.dan ini dibenarkan oleh seorang warga Robertus Joko Prayanto yang kita temui di lokasi Penelusuran. Dua rumah yang kita tengarai dulunya sebagai rel pun merupakan aset milik PT.KAI.
Peta Google Earth Pasirmuncang Wetan
Gang Margabakti
Perjalanan dilanjutkan ke gang Margabakti yang dipastikan dulunya adalah jalur SDS dari Maos ke Purwokerto. Sampai di pertigaan mentok, terdapat gang tapi posisinya lebih tinggi dari gang Margabakti. Dari sini kita tidak yakin bahwa gang merupakan bekas jalur rel. Sepanjang jalan yang kita lalui bahkan adalah tanggul selokan, hingga kita menjumpai sebuah kuburan di sebelah STM. Disana kita bertemu dengan seorang bapak yang mengatakan bahwa jalur rel berada di bawah selokan yang tadi dilalui oleh rombongan. Jadi kalo di tarik dengan garis memang benar bahwa kemungkinan rel adalah di bawah selokan.
Peta Google Earth Tanjung
Team gabungan Lensa Manual, Railfans dan Follower
Bekas jalur rel ternyata berada di bawah selokan
Mendapatkan informasi tambahan di lokasi
Team gabungan menyusur sepanjang selokan yang berada diatas bekas jalur SDS
Dari sana medan perjalanan semakin basah dan sulit, sementara kita terus saja terheran-heran dengan track yang kita lalui karena jalan yang di tunjuk oleh bapak di kuburan sama dengan yang sebelumnya, sedangkan tanah di bawahnya (sekitar 2 - 5 meter) terdapat tanah yang luasnya sekitar 3 sampai 5 meter yang sudah berubah menjadi kolam dan kebun yang berada di sepanjang selokan yang kita lalui. Sesampainya di sebuah perkampungan kita mencari narasumber yang bisa menjelaskan keberadaan bekas rel SDS itu. Kita bertemu dengan bapak Mardi, dan membawa kita tepat di pinggir kampung. Disana dia menjelaskan bahwa tanah yang di bawah parit itulah yang dulunya merupakan jalur kereta SDS. maka terjawab sudah keraguan kita.
Peta Google Earth Tanjung (jembatan)
Team mencocokan Peta Belanda + Peta Google Earth + GPS
Pak Mardi menunjukan dimana letak rel SDS dulu berada
Jam sepuluh kurang 3 menit kita menyeberang jalan lewat saluran air di atas jalan Veteran yang konon di gali pada tahun 1960han. Melintasi saluran air adalah tantangan tersendiri, dimana ketinggian sekitar 10 meteran diatas jalan raya.
Team melewati saluran air diatas jalan Veteran
Team melewati saluran air diatas jalan Veteran
Team melewati saluran air diatas jalan Veteran
Perjalanan setelahnya berjalan dengan penuh kepastian, bahwa bekas jalur rel berada di bawah selokan yang sedang kita lalui, walaupun kondisi bekas jalur rel sudah berubah menjadi semak belukar, kolam dan kebun. Hingga perkampungan di Kedungwringin, bekas rel semakin terlihat lebih jelas, dan bahkan terdapat sebuah bangunan semacam terowongan yang mungkin berfungsi sebagai saluran air melintas diatas jalur SDS.
Peta Google Earth Perumahan Kedungwringin
Bekas jalur rel berubah menjadi semak belukar dan kolam warga
Sebuah terowongan yang diatasnya di jadikan jembatan warga
Dari sana medan yang kami lalui turun sejajar dengan jalur rel SDS, jalur ini memang landai. Pada peta lama yang Belanda buat terlihat disini terdapat jalur ganda. Tapi bekasnya tidak terlihat sama sekali karena adanya bangunan baru perumahan di Kedungwringin ini. Bahkan lokasi tempat kita beristirahat di Masjid Dhuefulloh Al Mutoiri letaknya tepat diatas cekungan bekas Jalur rel SDS.
Peta Google Earth Peta Karanggude
Setelah cukup perjalanan dilanjutkan, dari Masjid bekas jalur terlihat sangat jelas di samping jalan di perumahan, beberapa sudah didirikan bangunan, di pertigaan sebelah selatan jalur berubah menjadi jalan kampung hingga Karanggude. Masuk di perkampungan Karanggude jalur terpotong oleh rumah-rumah permanen. Sehingga kita harus bertanya kesana kemari untuk memastikan dimana letak rel sebenarnya. Disana kita bertemu dengan seorang bapak yang anaknya masih teman dari mas Arif dan Rizky. Bapak itu menjelaskan bahwa jalur berada di samping pekarangan rumahnya, dan hanya sedikit yang mengenai pekaranganya. Dulu lokasi ini adalah pereng (lembah) tapi setelah banyaknya penduduk, tanah berubah menjadi datar.
Jalur membatasi tanah kuburan dengan perumahan
Ibu Rasitem memberikan kesaksian dan informasi tentang dibongkarnya rel SDS
Team kembali masuk ke jalur yang berada di samping kuburan Karanggude, setelah melewati pekuburan kita bertemu dengan seorang ibu bernama Rasitem (75 tahun), beliau menceritakan bahwa rel dulunya berada di bawah pondasi rumahnya (bukan di gang) dan pada jaman setelah Jepang rel dibongkar dan ditumpuk oleh orang-orang Indonesia. " Pak Lurah, Pak Bau pokoke pejabat dusun sing ngertos nggenopo rile, kulo tiang alit dados mboten wani takon-takon" ( Pak Lurah, Pak Bau dan pejabat desa yang tau mengapa dan untuk apa rel di lepas, saya orang kecil jadi tidak berani bertanya). Lalu jalur rel SDS sebelah mana yang di bongkar oleh Jepang?
Sudah setengah 12 saya harus ke kantor (bekas) dan yang lainnyapun sudah kelelahan, maka penelusuran gabungan ini di hentikan dan kita semua pulang ke Purwokerto ...
Terimakasih buat team gabungan; Lensa Manual Regional Purwokerto(Foto-fotonya ditunggu), Railfans dan Follower blog Banjoemas Heritage.
23 komentar:
Bu Rasitem yahuuui....
kluk...kluk...kluk..nge-crop foto bu Rasitem agak ke atas rupanya, hahaha....
oh iya, msh blm nyampai Patikraja lho mz. bru Sidabowa.
Kpn2 hrs dilanjutkan lg!
mas miko, walah aku ora diajak ki hehehe, sesuk sidabowa mpe maos, saya diajak ya....
Rizky + Arif
Emm ... tu yang versi closeup bukan longshootnya ...
Aziez, ku dah woro2 di FB seminggu sebelumnya loh mas dan di Shout bar, kebetulan waktu itu belum ada nomer yang bisa di hubungi sih mas ... ok deh lain kali tak hubungi ...
salam,
gud luck untuk heritage selanjutnya....
manarik banget buat diikuti karena semakin sedikit yang mengulas tentang indonesia tempo doeloe....
semangat!
salut untuk kalian yang berpaas-panas ria menelusuri jejak sejarah kejayaan kereta api dimasa lalu. Ini ada sedikit oleh dr The Railway Tracker http://www.4shared.com/document/7qlLAJpT/Serajeodal_Stoomtram_Maatschap.html
Semoga bermanfaat.
Wie Ajah, terimakasih semoga anda juga lucy.
Egief Del Haris, blog anda juga sangat bagus, Salute ! untuk kita bersama. Terimakasih info link nya.
Salam
asik juga kelihatannya ya menelusuri jalur kereta PWT PATIKRAJA ! ; kk miko wicaksono, ternyata jalur kereta SDS dari SOKARAJA PWT bercabang, dan ada jalur yang diatas dan bawah, bisa dilihat ditanjakan rel dekat perlimaan sokaraja, percabangan itu mungkin gabung lagi dan mungkin fungsinya cuma untuk pengamanan kereta yang mau tabrakan !
tetap ON terus mas !!!
Yoyo, itu bukan percabangan tapi dulu antara rel lori dan rel SDS memang sejajar yang ke arah Purwokerto dan menurut informasi, ada persilangan antara rel tersebut di depan kantor Radar banyumas (sekitar). Begitu Yoyo, ikuti terus blog ini kita sangat terbuka untuk kal baru, diskusi, pembelajaran dan blusukan (penelusuran) Bangunan, rel, sejarah dan lainnya yang masih berhubungan dengan itu.
salam
mz, ini ada foto stasiun timur berwarna
http://www.facebook.com/photo.php?fbid=157194267680552&set=oa.149877761751789&type=1&theater
http://www.facebook.com/photo.php?fbid=157194267680552&set=oa.149877761751789&type=1
Melu maca nggih mas mas...
asyikk...aku pngin bgd ikut,kpn lgi da pnelusuran kya gtu?
Aziz, monggo mas mugi migunani.
Puput, silahkan gabung di FB; banjoemas heritage biar informasinya update dan semua kegiatan kita pasti di share disana, untuk personal bisa kirimkan Contact Person ke jatmikow@banjoemas.com, terimakasih
Mantab petualangannya...lanjutkan...!!!
Wah baru tahu ada situs keren begini. Dulu waktu SD/SMP pernah diberitahu pak guru ada jalur KA langsung dari Stasiun Timur ke Maos. sekarang baru yakin :D
Ijin gabung nggih sederek sedanten :)
kpn blusukan lg mas ?
saya boleh gambung ga kang
Kang, cek wikimapia org, disitu ada pemetaan rel kereta uap & lori non aktif mulai dari stasiun purwokerto timur sampe wonosobo, termasuk bekas stasiun yg dilalui kereta up + jalur lori tebu klampok, bodjong, sokarja .. cara gabungnya gmn yaaa???
Silahkan bergabung di Facebook/banjoemas
wikimapia.org jalur SDS, SS dan lori pabrik gula di kerjakan oleh team lepas yang salah satu kreator saya sendiri
kalo tidak salah didaerah sidabowa ada jalan trowong rejo,mungkin disitu ada terowongan rel kereta api yang terhubung kedesa kedungwringin...
Maaf. Setau saya nama desanya Kedungrandu bukan Karanggude.. karena saya warga kedungwringin sesudah desa kedungwringin keselatan yakni sidabkwa-kedungrandu baru Patikraja
Posting Komentar
Silahkan isi komentar anda !
Jangan lupa tinggalkan Nama dan alamat emailnya