Penyusuran pertama dimulai dari Stasiun timur yang sekarang sudah di bongkar dan di jadikan ruko PJKA. Letak pintu masuk stasiun berada tepat di pertigaan Jl. Merdeka - Jl. Jend. Sudirman, atau sekarang sudah dibangun Paparons pizza.
Saya masuk ke bekas stasiun dari arah rumah makan Kabayan, disana terdapat sebuah rel yang ujung satunya ke arah stasiun dan yang satunya menuju ke Jl. Jend. Sudirman. Di lokasi bekas Stasiun Timur masih terdapat barisan rel yang mungkin memang belum berubah dari dulu, terdapat beberapa buah gerbong barang yang masih berdiri dan ditinggali oleh "orang tak berumah". di sisi lain terdapat juga beberapa gerbong yang mungkin sengaja di gulingkan. Beberapa rambu dan wessel yang masih bisa di oprasikan.
Penyusuran kedua saya mencoba untuk berkeliling (masih sekitar stasiun timur), diantaranya terdapat gudang dolog, sebuah gudang tertutup dan beberapa bangunan yang tidah berpenghuni. Ada sebuah objek menarik disana, yaitu sebuah pompa bensin kuno berwarna kuning, sangat antik dan saya mencoba mengambil gambar lebih dekat, ternyata disana terdapat beberapa orang berseragam seperti tentara, wew ... pasti urusannya bakalan rumit!. Tapi saya beranikan diri untuk meminta ijin, dan bener juga, " Masnya harus punya ijin dari Danrem, kalau kami hanya menjalankan tugas dan perintah saja ...!". (Huff ...)
Penyusuran Ketiga saya meluncur ke Jl. Jend. Sudirman, tepatnya dari TM. Kabayan, disana masih terdapat 2 jembatan rel kecil yang sudah mulai tertimbun tanah dan bangunan, karena bentuknya melintang saya kurang paham apakah rel yang ke arah timur yang menuju jl. Jend. Sudirman langsung menyebrang ke bahu jalan sebelah utara (depan kantor Pos Besar) atau masih ketimur lagi perlintasannya?.
Masih terus menyusuri Jl. Jend. Sudirman sampai ke perempatan Pasar Wage, disana sudah tidak ada bekas-bekasnya. Dan dari perempatan itulah masih di jumpai lapisan aspal berbeda selebar rel kereta. Seingatku memang rel keretanya lewat bahu jalan sebelah utara seperti foto kuno yang aku dapatkan dari rekan kerjaku dari BMS tv. Kalau jaman dulu sebelah timur utara adalah terminal angkutan umum (sekarang ruko moderen pasar Wage). Kalo kita lihat dari foto kunonya terdapat dua bangunan pas di pojok sebelah barat utara yang sampe sekarang masih terjaga keasliannya.
Kita lanjutkan ke arah timur Jl. Jend. Sudirman sampe pertigaan ke arah mersi, rel kereta membelok ke pojok sebelah timur (Sebelah Kondang Motor), yang kalau kita lihat sekarang seperti sebuah gang kecil, tapi kalu kita lihat lebih teliti kebawah masih terlihat rel yang memanjang menikung sampai ke Berkoh. Masih banyak bagian dari rel yang menyembul ke permukaan, dan masih juga terdapat beberapa jembatan rel diatas selokan.
Sampai ke bundaran air mancur rel menyebrangi jalan (sudah nggak tertimbun aspal) dan masuk ke perkampungan sebelah selatan jalan. Tidak seberapa jauh dari lintasan jalan raya rel melintas diatas sungai (jembatan masih bagus) dan masuk ke perkampungan lagi. Walaupun bekas rel beralih fungsi menjadi gang kecil tapi mulai disini saya sangat kesusahan mencari bekas-bekas relnya, sampai beberapa kali nanya ke orang, yang ternyata setelah melintasi jalan beraspal rel sudah tertutup bangunan permanen tepat di atasnya, menjadi selokan air dan di jadikan pondasi rumah warga kira kira 1 meter dibawah permukaan tanah. Ini sangat di sayangkan banget.
Dari sini rel bener-bener jadi selokan dan tenggelam di persawahan penduduk. Karena saya pikir ini nggak akan berhasil menyusurinya lagi, saya langsung menuju jalan Suparjo Rustam, dan memang disana juga sudah tidak ada lagi bekas-bekasnya, tapi dulu pada tahun 1999 saat masih kuliah D1 di Purwokerto disana masih terdapat sebuah jalur yang hanya terdapat di bahu jalan sebelah selatan, yang saya yakin dulu adalah jalan kereta api.
Penyusuran keempat sepanjang Jl. Suparjo Rustam sebelum sampai di perempatan Sokaraja masih terdapat rel yang menikung menjauh dari perempatan, tembus dan melintang di jalan ke arah Depo Pelita (Karang Nanas).
Selanjutnya Menyusur Jalur Kereta Purwokerto - Sokaraja 2
Data diambil dari basundoro.blog.unair.ac.id
Saya masuk ke bekas stasiun dari arah rumah makan Kabayan, disana terdapat sebuah rel yang ujung satunya ke arah stasiun dan yang satunya menuju ke Jl. Jend. Sudirman. Di lokasi bekas Stasiun Timur masih terdapat barisan rel yang mungkin memang belum berubah dari dulu, terdapat beberapa buah gerbong barang yang masih berdiri dan ditinggali oleh "orang tak berumah". di sisi lain terdapat juga beberapa gerbong yang mungkin sengaja di gulingkan. Beberapa rambu dan wessel yang masih bisa di oprasikan.
Penyusuran kedua saya mencoba untuk berkeliling (masih sekitar stasiun timur), diantaranya terdapat gudang dolog, sebuah gudang tertutup dan beberapa bangunan yang tidah berpenghuni. Ada sebuah objek menarik disana, yaitu sebuah pompa bensin kuno berwarna kuning, sangat antik dan saya mencoba mengambil gambar lebih dekat, ternyata disana terdapat beberapa orang berseragam seperti tentara, wew ... pasti urusannya bakalan rumit!. Tapi saya beranikan diri untuk meminta ijin, dan bener juga, " Masnya harus punya ijin dari Danrem, kalau kami hanya menjalankan tugas dan perintah saja ...!". (Huff ...)
Penyusuran Ketiga saya meluncur ke Jl. Jend. Sudirman, tepatnya dari TM. Kabayan, disana masih terdapat 2 jembatan rel kecil yang sudah mulai tertimbun tanah dan bangunan, karena bentuknya melintang saya kurang paham apakah rel yang ke arah timur yang menuju jl. Jend. Sudirman langsung menyebrang ke bahu jalan sebelah utara (depan kantor Pos Besar) atau masih ketimur lagi perlintasannya?.
Masih terus menyusuri Jl. Jend. Sudirman sampai ke perempatan Pasar Wage, disana sudah tidak ada bekas-bekasnya. Dan dari perempatan itulah masih di jumpai lapisan aspal berbeda selebar rel kereta. Seingatku memang rel keretanya lewat bahu jalan sebelah utara seperti foto kuno yang aku dapatkan dari rekan kerjaku dari BMS tv. Kalau jaman dulu sebelah timur utara adalah terminal angkutan umum (sekarang ruko moderen pasar Wage). Kalo kita lihat dari foto kunonya terdapat dua bangunan pas di pojok sebelah barat utara yang sampe sekarang masih terjaga keasliannya.
Kita lanjutkan ke arah timur Jl. Jend. Sudirman sampe pertigaan ke arah mersi, rel kereta membelok ke pojok sebelah timur (Sebelah Kondang Motor), yang kalau kita lihat sekarang seperti sebuah gang kecil, tapi kalu kita lihat lebih teliti kebawah masih terlihat rel yang memanjang menikung sampai ke Berkoh. Masih banyak bagian dari rel yang menyembul ke permukaan, dan masih juga terdapat beberapa jembatan rel diatas selokan.
Sampai ke bundaran air mancur rel menyebrangi jalan (sudah nggak tertimbun aspal) dan masuk ke perkampungan sebelah selatan jalan. Tidak seberapa jauh dari lintasan jalan raya rel melintas diatas sungai (jembatan masih bagus) dan masuk ke perkampungan lagi. Walaupun bekas rel beralih fungsi menjadi gang kecil tapi mulai disini saya sangat kesusahan mencari bekas-bekas relnya, sampai beberapa kali nanya ke orang, yang ternyata setelah melintasi jalan beraspal rel sudah tertutup bangunan permanen tepat di atasnya, menjadi selokan air dan di jadikan pondasi rumah warga kira kira 1 meter dibawah permukaan tanah. Ini sangat di sayangkan banget.
Dari sini rel bener-bener jadi selokan dan tenggelam di persawahan penduduk. Karena saya pikir ini nggak akan berhasil menyusurinya lagi, saya langsung menuju jalan Suparjo Rustam, dan memang disana juga sudah tidak ada lagi bekas-bekasnya, tapi dulu pada tahun 1999 saat masih kuliah D1 di Purwokerto disana masih terdapat sebuah jalur yang hanya terdapat di bahu jalan sebelah selatan, yang saya yakin dulu adalah jalan kereta api.
Penyusuran keempat sepanjang Jl. Suparjo Rustam sebelum sampai di perempatan Sokaraja masih terdapat rel yang menikung menjauh dari perempatan, tembus dan melintang di jalan ke arah Depo Pelita (Karang Nanas).
Selanjutnya Menyusur Jalur Kereta Purwokerto - Sokaraja 2
Mungkin segini dulu cerita trackingnya, ini sudah sangat membuat lega hatiku karna masih bisa menulis segini panjang hehehehe ... Tracking dilakukan dalam waktu 4 kali tidak berurutan karena memang susah atur jadwalnya. Sebenarnya banyak foto yang sudah saya persiapkan untuk melengkapi tulisan saya tapi memang belum ketemu waktu yang cocok buat aplotnya.
Terimakasih banget buat Istri dan anakku (1 tahun) yang sudah ikut dalam "Program Tracking Ayah".
Sebagai catatan ternyata setelah ku browsing di Internet dan sumber mulut ke mulut, rel jalur Purwokerto Sokaraja ini dulu adalah milik SDS (Serajoedal Stoomtram Maatschappy) yang di resmikan pada tanggal 5 Desember 1896 untuk jalur Purwokerto-Sokaraja. Pembangunannya dimulai pada bulan Mei 1895 dengan modal sebesar F 1.500.000 dibawah pimpinan pimpinan Ir.C.Groll. Sebenernya jalur yang di buat secara berturut adalah jalur panjang dari Maos-Purwokerto-Sokaraja-Banjarsari-Purwareja-Banjarnegara dan akhirnya sampai ke wonosobo.
Data diambil dari basundoro.blog.unair.ac.id
33 komentar:
Stasiun Pwt ke Pwt Timur, trus Pwt Timur ke Maos juga bisa tu Pak Jadi ajang tracking :)
iya neeh, lagi atur waktunya ... maklum begawenya jam kantor biasa, nggak sip sipan ...
saya kemaren lewat komplek stasiun timur,
mamang benar disitu ada pom bensin kuno warnaya kuning..
antik bgt!
Seingat saya rel nyebrang (agak serong) di jalan sudirman itu disebelah timur perempatan sriratu-moro. Sebab saya pernah naik sepeda dan roda belakang saya masuk ke lobang rel dan jatuh dan ditolongin tentara yang lagi piket disitu. Ruko yang sebelah timur sri ratu itu masih tempat dinas tentara (Gak begitu ingat itu kantor bagian apa).
Wohoho ... makasih informasinya, ini sangat berharga sekali ....
Rel kereta setelah keluar dr stasiun timur... nyebrang ke bahu jalan jensoed sebelah utara pas di perempatan Sri Ratu ... terus menyusur sampai posis ... baru belok lagi ke selatan...
serasa kembali ke masa lalu...
jadi teringat waktu saya kecil dulu tahun 80-an saya pernah liat ada loko "ndas sepatu" (yg sekarang dinas di Sta. Kutoarjo)lg lewat di depan Pasar Wage, pelan sekali karena sudah bayak mobil, motor dan becak yang parkir...
Saya Masih mencari tau tentang jalur kereta Lori 1 dan 2 pabrik gula sokaraja, karena rumah saya di perumahan Kalibagor Indah, Kalibagor, jadi saya harus tau semua masa laloenja. Pertama, dari depan bekas Bioskop Sokaraja yang terletak sebelum atau juga sesudah pabrik keramik Sokaraja. Di dekat jalan raya itu pada tahun 2009 masih terlihat bekas persimpangan jalur Lori dan Kereta Api yang berbentuk plus, dan yang saya cari adalah lanjutannya jalur Kereta Api lama tersebut yang jalurnya menuju ke utara(jalur ini terlihat di bawah rumah-rumah warga, melewati kodim Sokaraja, melewati Koramil, Dan terakhirnya yang misterius adalah lanjutannya jalur tersebut ke utara yang hilangnya di depan pasar Sokaraja, tepatnya di dalam tempat depot PLN)dan jalur ini bisa ada tiga kemungkinan lanjutannya, namun sebelumnya apakah anda tahu jalur stasiun Purwokerto Timur Ke Stasiun Sokaraja ? dan Berlanjut Ke Wonosobo(ke arah Timur)?. Dan apakah anda tau jalur Lori Pabrik gula yang 1 dan 2?(letaknya itu yang 1 letaknya di dalam Pabrik gula Kalibagor sampai pertigaan Pintu Kalibagor, yang menghilang di jalur Alternatif menuju perumahan Kalibagor Indah dan melewati SMPN 1 Kalibagor dan tembusannya ke Perempatan Sangkal Putung yang melewati jalur Kereta Api Dari Stasiun Purwokerto Timur Ke Stasiun Sokaraja dan berlanjut ke Wonosobo !, yang jalur Lori 2 terletak di dekat jalan raya yang bersimpangan dengan jalur Sokaraja - Banjar Negara yang misterius itu yang depot Lorinya berada di dekat cerobong asap ke dua Pabrik gula yang terletak di jauh di belakang Bioskop lama Sokaraja, dan lanjutan ke Timurnya ke perkebunan tebu saat itu !). Nah sekarang kemungkinan-kemungkinan jalur kereta misterius itu(jalur Sokaraja ke Utara):
1. bergabung ke Jalur PWT - Wonosobo lewat kiri.
2. bergabung ke Jalur PWT - Wonosobo lewat kanan.
3. lurus bersimpangan dengan jalur PWT - Wonosobo, membentuk plus dan berlanjut ke utara menyeberangi Kali Pelus Sokaraja yang jembatannya terletak di kiri Jembatan Kali Pelus Sokaraja(jembatan Kereta ini sudah ditutupi lumut dan tanaman jalar)
4. sama seperti kemungkinan 3 tapi melewati di tengah jembatan Kali Pelus.
Dan itulah kemungkinannya dan sekarang kita bicarakan jalur kereta yang sangat misterius, yaitu jalur kereta Sokaraja - Purbalingga. Di mulai dari Belakang gedung-gedung sehabisa melewati jembatan Kali Pelus dari Bangjo Sokaraja. Di situ menurut bapak saya jalurnya buntu/mulainya dari belakang gegung-gedung itu, tapi menurutku itu pastine melewati Kali Pelus yang tepatnya di belokan Kali Pelus. Lalu saat itu habisa penelusuran Jalur PWT - Wonosobo[tapi nggak sampai Wonosobo, dan saya melihat melewati jembata warna putih seperti yang ada di foto dari link ini] dan saya memulainya dari perlintasan jalur kereta api[palang kereta api][perbatasan jalan kereta dan jalan raya], disitu masih terlihat bangunan sekolah jaman doeloe yang keliatannya masih digunakan, dan bahkan Ibu saya melihat lampu palang yang terletak di kiri jalan raya dari Sokaraja. Saat itu saya, Bapak saya, dan Ibu saya mencari jejak jalur kereta tersebut yang menuju ke Purbalingga[ke Utara]dan jalurnya tetap lurus sampai akhirnya kita berhenti sejenak untuk isi Benzene dan kata bapak saya jalur itu hilangnya di dekat POM Benzene tersebut. Lalu terakhir kalinya kita mengikuti jejeaknya walaupun sudah tidak kelihatan, dan saya akirnya mengakhiri perjalanan saya di Terminal Truk atau tempat apa itu yang pasti tempat itu baru. Dan Sekian penelusuran saya mengenai jalur kereta di sekitar Sokaraja, Kalibagor, Sangkal Putung, Hampir Sampai Purbalingga, Bahkan sebelumnya sampai menelusuri detail jejak jalan Kereta Api di Stasiun Timur PWT. Yang pastinya sejarah dan kenangannya sangat menarik, dan saya akan mengunjungi link ini lagi setelah saya menelusuri jejak jalan Kereta Sokaraja Wonosobo/PWT - Wonosobo, atas perhatian Sodara yang tertarik pada bacaan ini saya ucapkan terimakasih !
saya tau semua jalur ituuuuuuu !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!karena saya sudah menceritakan semua lanjutan jalur keretanya dari Kalibagor, Sokaraja, Purbalingga, Purwokerto, saya barusan mengirim komentar puanjang banget namun sayang sekali, tidak bisa dikirim karena kebanyakan kata. Atas ketertarikan saudara atas komentar saya, saya ucapkan terimakasih.
Railfans dan
Pencari jejak
jalur Kereta Api
Lama,
Yohanes
Wah panjang banget mas Yohanes komentarnya sampe nggak sabar bacanya, terimakasih sudah berkunjung dan bersusah payah mengenang masa lalu. Begini, di Sokaraja terdapat 2 rangkaian rel, satu milik Serajoedal Stoomtram Maatschappij (SDS) atau sepur kluthuk dan yang satunya adalah jalur rel lori milik Suikerfabriek Kalibagor. Yang pasti kedua rel tersebut tidak pernah jadi satu rangkaian kecuali bersilangan, karena beda ukuran dan dimensi. Kebetulan saya sendiri sudah menelusurinya langsung jalur SDS dan membuat study lapangan. Untuk jalur Lori Suikerfabriek Kalibagor masih dalam study lapangan saya, klo mas Yohanes ingin berpartisipasi nanti kita atur jadwal untuk turun ke lapangan bersama. terimakasih emali jatmikowicaksonoatyahoo.com
kaka jawab misteri dua jalur kereta yang belum tau jalur apa itu dan kemana sambungannya!, saya dah liat map wikimap yang dari stasiun purwokerto timur yang sampe bendungan gerak kali serayu bahkan aku liat sampe wonosobo, kaka yang mengedit map itu kan?, sampe wonosobo lagi, berarti sudah melakukan penelusuran sampai sana ya, ngomong-omong sampe wonosobo, kan ada yang jalur kereta wonosobo-temanggung kakak, di situ [temanggung] aku pas ke tempat sodara aku liat[dneleng]rel kereta sperti menjembatani antar bukit? dan saya mampir di rumah makan sambil memikirkan itu!!!
Siang Yoyo,
2 jalur kereta yang mana ya? pastikan Yoyo tau itu rel lori atau rel SDS dulu, karena ini sangat berbeda kegunaannya dan kepemilikannya.
Wonosobo dan Temangung nggak pernah terhubung rel secara langsung, Wonosobo Maos adalah SDS (Serajoedal Stoomtram Maatschappy) dan memang ada kereta dari Temanggung tepatnya di kota Parakan menuju Secang dan dari secang menjadi dua jalur satu ke Semarang dan satunya ke Bantul yogyakarta dan perusahaanya bernama NIS (Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappy). Semoga menjawab pertanyaan Yoyo
kirim email ke auteur_miko@banjoemas.co.cc saya akan kirimi anda sebuah peta transportasi jaman Belanda.
kok dulu wonosobo - temanggung gak dihubungin ya, pas aku ke wonosobo bener ada jalan kereta lama di atas bukit-bukit ta, aku arep ming ngana maning lah!, sekaliyan ke rumah sodaraku di salatiga sama wisata naik kereta klutuk ambarawa, .. o iya mas miko, ada foto kereta yang bentuknya kecil, pendek, kalo gak salah kaya sepeda tapi jalannya banter, mungkin namanya mini lori apa ya, orangnya naiknya di atas kaya papan besi, di depannya ada mesin bermotornya, relnya di rel gerigi ambarawa, tapi didaerah lain juga ada, dan bentuk keretanya kaya papan gitu,.. ada mesin bermotornya di depan, orangnya di tengah, panjangnya 1,8 meteran, luasnya 7 dm, rodanya roda kereta besi kecil, aku dah pernah liat videonya di youtube, aku lupa detail linknya, cari aja kereta kuno/kereta ambarawa!!!, anehnya/uniknya jalannya cepat seperti kecepatan 3/4 kecepatan gokart, dan suaranya tercampur suara gerigi rel sedikit berbunyi..., ooiya soal SDS dan lori, saya perkirakan itu jalur lori dan SDS[purwokerto-sokaraja]
kk online blog ini jam berapa dan hari apa sih???
Mas Jat,
Kalau cerita tentang sepur ini, saya hanya mendengar dari penuturan ibu saya. karena dulu ibu saya semasa remaja bersekolah di SMKK Mardikenya purwokerto dan menggunakan kereta/sepur ini sebagai alat transportasi ke sekolah PP (Sokaraja-Stasiun Timur) dengan cara abonemen. Berangkat dari Stasiun Sokaraja harus menunggu sepur yang dari arah Klampok/Banjarnegara/Wonosobo sekitar jam 5 pagi kemudian pulangnyapun harus menunggu kereta yang berangkat dari Stasiun Timur sekitar jam 4 sore.
Semasa kecilku dulu beberapa kali aku pernah melihat sepur ini melintas baik di jalan Jend. Sudirman Praketa (begitu bapakku menyebut kota Purwokerto) maupun di sebelah barat jalan sepanjang jalan pritgantil (Sokaraja-Purwokerto) maupun di stasiun Sokaraja.
Salam.
Sulistiono
sulis.banyumas@gmail.com
Ohya Mas Jat,
Kereta ini juga ada jalurnya yang masuk ke Pabrik Gula Kalibagor. Sepertinya untuk mengangkut Gula dan Tetes Tebu karena beberapa kali juga aku menjumpainya dengan gerbong Tangki maupun gerbong barang masuk ke dalam pabrik gula.
...
Mas Sulis lama nggak nongol, buat yang mengalami pasti terkenang2, tapi buat yang tidak mengalami kayak saya bikin penasaran banget bagaimana dan seperti apa itu terjadi. Kalo pas pabrik gula Kalibagor beroprasi saya masih melihat, bahkan bis yang saya tumpangi harus berhenti kalo ada lori yang melintas di perlintasan selatan pasar Sokaraja.
kk Miko tau dalemnya pabrik gula Kalibagor ?, jalur lori dan SDS didekat pabrik itu apakah bergabung kk, selama ini saya amati jalur lorinya lewat didepat perum belanda jmn dulu dan masuk ke pabrik itu, lalu keluar ke pertigaan kalibagor (pintu kalibagor). sedangkan jalur SDS dari percabangan SDS stasiun Sokaraja ke Pabrik gula Kalibagor lalu buntu, mungkinkah kegunaan jalur SDS itu untuk mengangkat alat pembersih pabrik ya? he.he.he.. , mohon jawabannya !
Yoyo, wah lama nggak muncul, gemana tahun ini Naek enggak sekolahnya? ...
Saya pernah masuk kedalam gedung tahun lalu, waktu ada pemotretan model. Jalur lori dan jalur SDS tidak pernah bergabung, tapi kalau persilangan dan sejajar mungkin bisa terjadi karena jenis rel dan keretanya berbeda.
SDS di bangun karena adanya desakan para pemilik pabrik gula dan pabrik yang lain, sehingga SDS memberikan akses dari Setasiun untuk mengangkut Tebu, Tetes Ampas, Pupuk, Peralatan, bibit dan lainnya ke/dari luar pulau melalui Maos dan pelabuhan Cilacap.
Sebenernya dari setasiun Sokaraja ada 4 tujuan rel, Ke Purwokerto, Ke Banjarsaridan Ke PG Kalibagor, kemudian bercabang di depan pasar Sokaraja menuju Pabrik Tapioka yang berada di Belakang Pasar Sokaraja.
Semoga membantu mas Yoyo
Jangan lupa bergabung di FB : Banjoemas Heritage
saya naik kelas lah, jadi jalur kereta SDS yang nanjak di jalan pasar Sokaraja itu ada banyak cabangnya ya kk, saya sudah gabung, tapi itu group / teman ?
dulu waktu kecil, aku sering bikin pisau kecil dari paku di jalur rel itu, tepatnya di kebonkapol... hehe
saya suka liat kalo ke Wonosobo liat rel kereta sebelah kiri jalan yang timul tenggelam.... masa kecil masih liat kereta barang/minyak melintas didepan sri ratu....
ekosudaryantost@gmail.com
Ekosgrafis, makasih kunjunagn dan komentaranya ... sekarang jalur itu masih tapi beberapa sudah hilang baik diangkat, di timbun atau di pangkas.
ya apik kwe.....jane ana akeh jalur tebu kang baturaden dst meunju kalibagor,kaya nang kali pelus antar jakulon dan kedondong esih ana....
Napak Tilas Jalur Rel KA Stasiun Timur-Sokaraja.
Yth.Mas Jatmiko,
Menarik juga mengikuti hasil penelurusan Mas Jatmiko menapak tilasi jalur kereta api Stasiun Timur Pwt-Sokaraja.Saya benar-benar hanyut menikmati masa lalu.Rupanya masa lalu itu indah,dan kita sepertinya tak ingin berpisah dengannya,tetapi apa daya sang waktu terus menerus menyorong kita mengalir kemasa depan.Sebenarnya kita semua ternyata senantiasa merindukan masa lalu yang indah itu,yang semakin lama semakin samar-samar dan kabur dari memori kita.
Hasil penelusuran Mas Jatmiko cukup akurat.Dari stasiun Timur,jalur rel menyusur ketimur di sisi kanan/selatan jalan sampai melewati depan kantor Pos belum belok ke utara.Dulu di depan kantor Pos ada gedung bioskup Elita/Nusantara.Sampai pertigan Moro barulah rel KA menyeberang ke arah utara,lewat depan KODIM,terus lurus ke arah timur,lewat depan Pasar Wage.Dulu di depan Pasar Wage KA berhenti sejenak.Karena di situ ada pos pemberhentian sementara.Orang juga bisa beli tiket KA di situ bagi penumpang yang akan pergi ke Sokaraja.Persis seperti digambarkan Mas Jatmiko,jalur rel KA dari depan Pasar Wage,terus terbentang lurus kearah timur,sampai pertigan Mersi.Dari depan SD & Pos Pulisi yang ada di situ,rel KA belok kanan melewati belakang perumahan,nanti muncul lagi di depan MAN dan terus terbentang kearah timur,masih di sisi kiri jalan raya.Pas di bunderan rel KA nyebrang jalan raya ke arah kanan,melewati sisi selatan kuburan,nanti keluar lagi di sisi selatan jalan,tidak jauh dari Patung Gatot Subroto.Dari sini rel KA terbentang lagi lurus ke timur lewat sisi kanan/selatan jalan,lewat depan SMA Yos Sudarso,sampai pertigan Sakalputung.Dulu di Sakalputung sebelah timur jalan Sakalputung - Desa Pekaja-Karangdadap,ada juga pos pemberhentian sementara.Berbeda dengan pemberhentian pos Pasarwage,pos pemberhentian Sakalputung,tidak menjual karcis.Jadi hanya pos untuk turun.Dari pos Sakalputung jalur rel KA terus membentang ke timur membelah persawahan yang indah menghijau,ketika padi belum menguning.Dari atas KA,kita bisa menyaksikan desa Bleberan yang berada jauh di selatan sana.Bahkan cerobong asap P.Gula Kalibagor yang berada di arah tenggara dapat disaksikan dari atas KA.Lebih-lebih saat musim giling tiba,nampak jelas karena cerobongnya tiada henti-hentinya mengepulkan asap ke angkasa raya.Jika nasib sedang mujur,kadang-kadang dari atas KA,penumpang dapat menyaksikan rangkaian lori yang sarat batang2 tebu yang berasal dari kebun tebu sekitar Mersi,sedang bergerak ditarik lok yang nampak terengah-engah berjalan merambat ke arah PG.Kalibagor.Memang di sebelah selatan jalur KA pos Sakalputung-Sokaraja, terbentang sejajar jalur rel lori yang kelak berpisah di belakang Pabrik Tapioka Sokaraja.Dari sini Rel lori belok kanan ke selatan menuju PG.Kalibagor.Sedangkan rel KA terus lurus ketimur lewat sebelah utara Pegadaian&Pasar Sokaraja,melintasi jalan raya,akhirnya berhenti di Stasiun KA.Sokaraja.Disebelah utara Stasiun KA.Sokaraja,adalah rumah Bpk.Supardjo Rustam,mantan Gub.Jawa Tengah dan Mendagri era Orde Baru.
Ayah saya bekerja di PG.Kalibagor.Saya punya jatah naik bus Sekolah PG.Kalibagor.Tapi saya kadang-kadang bangun pagi jam 4.00,jalan kaki ke stasiun Sokaraja,hanya tuk naik KA. jam 5.00 pagi tuk pergi ke sekolah di Purwokerto.
Pulangnya diulangi lagi,walau sampai di rumah pukul 16.00,tetapi entah mengapa ada kepuasan tersendiri.Yang jelas temannya jadi buanyaaak.
Smoga tulisan ini bisa melengkapai hasil napak tilas Mas Jatmiko yang selalu mengasyikan itu.Salam(Anwar Hadja-Bandung).
Ratno - Baturraden
sayang ya rel2 yg dulunya dibikin sampe kerja rodi bgtu skrng terbengkalai bgtu saja, coba klu dihidupkan kembali pasti makin bgs, geliat kotanya makin maju....
klu bisa dibuka kembali jalur pwt-wonosobo bisa kaya jalur jabodetabek
Seneng deh nemu web yang isinya tentang banyumas tempo dulu. Baru nemu saya yg beginian ini mas miko (kemana aja???-_-) simbah saya dulu menempati loji mas, rumahnya sebrang pabrik gula yang nomer dua dari utara. Saya dulu sering naik lori tebu dari perkebunan menuju pabrik. Saya lupa lupa ingat si mas karena waktu itu usia saya masih 4tahun (tahun 90an). Terus berkarya
Salam ina_yogyakarta
Oiya,, anwar hadja di bandung, rumah bapak suparjo rustam tidak persis di utara stasiun KA sokaraja. Agak jauh mengarah kali pelus. Rumah itu masih di huni nenek tua berumur 94tahun (ibu warsilah) yang kebetulan nenek tersebut adalah sepupu bapak suparjo rustam.
Terimakasih
Anwar Hadja, maaf baru balas pak ... sebuah ketidak sengajaan menjadikan pembaca terkenang akan masa lalunya, senang tulisan saya di baca pak Anwar Hadja dan di komen sebuah kehormatan dan pengalaman yang menarik
Ratno, betul mas sepikiran dengan saya
Safrina dwi arimbi, kemana aja mbak hahaha ... weblog ini sudah 5 tahun berkancah, wah berarti kenal pak Suladi dong mbak, terimakasih
all salam lestari
Kenapa,mengapa,ada apa ?????? Jalur Kereta Api milik Negara dibangun rumah PERIBADI ?????????
visit my site too
ST3 Telkom
and follow my social media instagram please :
Jalin Atma
........
Ada yang tau jalur rel lori di desa kedondong sokaraja? Soalnya ada bekas trem / jembatan kereta api disana.
Posting Komentar
Silahkan isi komentar anda !
Jangan lupa tinggalkan Nama dan alamat emailnya